Senin, 30 Maret 2015

ikhlas dan bangkit lagi

Aku tak tahu harus memulai cerita ini dari mana..

Jika harus menulis semua cerita tentangmu, aku tak tahu harus berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk menuliskan semua bagiannya.

Yang jelas, ini tentangmu.. pria dengan senyuman terindah, mata terindah, dan rambut terindah yang pernah aku lihat di muka bumi ini, dan kemudian dipadukan dengan perhatian, kepedulian, dan kecerdasan yang luar biasa. Pria yang membuatku mengagumi betapa hebatnya Tuhan yang telah menciptakanmu dengan begitu sempurnanya.

Ini tentang kamu;
Pria yang dulu suaranya begitu candu; selalu kudengar sebelum tidur.
Pria yang manisnya lebih manis dari Cornetto Red Velvet dan lebih lembut dari sebatang cokelat Cadburry yang lumer di dalam rongga mulut.
Dan pria yang punya personality seperti satu pan pizza; terdiri dari berbagai macam variasi, berbagai rasa, namun aku tak akan pernah bosan untuk menikmatinya.

Dear kamu, pria yang aku maksud..
Jika kamu membaca ini, aku hanya ingin kamu tahu..
Aku telah berjanji kepada diriku untuk tidak lagi menulis namamu di buku harianku sejak februari yang lalu.
Dan aku berusaha untuk ikhlas.. bahwa walaupun kita pernah saling suka, tapi tidak berarti kita bisa bersama.

aku sedang belajar untuk ikhlas dan berusaha untuk move on.

tapi pagi ini..
pertemuan denganmu membuatku agak goyah
kau masih memiliki tatapan itu..
tatapan yang dulu pernah menghipnotisku
dan membuatku buta akan laki-laki lain selain kamu.

kita tak banyak bicara
aku tahu kau sedang sibuk
tapi hanya dengan melihatmu saja aku sudah senang
setidaknya kau masih dalam keadaan baik-baik saja.

kita tidak banyak bicara
namun kehangatan tatapan dan senyumanmu,
serta caramu memandangku
mengisyaratkan aku satu hal;
kau masih peduli padaku.

tapi aku telah mengikhlaskan perasaan ini.
sungguh, aku sudah ikhlas.

hanya saja,
aku kesulitan untuk bangkit lagi dan mencari yang lain.

Banda Aceh,
Di penghujung bulan Maret 2015