Selasa, 07 Juni 2011

WISATA SEJARAH TIGA SEKAWAN (THE BEAUTY OF BANDA ACEH)

Siang ini sehabis ujian Tes Inteligensi yang super geje, Rahmi, Debi, Kiki, dan kawan2 ngajakin ke Pasar Aceh. Nemenin Rahmi belanja, katanya. ciee,, Mentang2 awal bulan bawaannya pengen shopping2.. :p Debi ngajak aku sama Gina. Kami bilang kami ga bisa. Lagi ga ada duit.

"Gak papa, Debi juga ga belanja. Cuma liat-liat aja. Ayolah.."

Nah! Pasal 'liat-liat' itu lah yang paling engga bisa. Kalo uda liat2, trus ngeliat ada yg cocok pasti bawaannya pengen beli.. Lagian aku sama gina sama. Kami bukan anak kos, ga dapat kiriman perbulan. Cuma dapet jajan kalo pergi ke kampus/kuliah aja. Selebihnya ya kalo ada yg ngasih duit secara ikhlas ya pasti kita terima dengan senang hati. Heheheee... :p

Akhirnya dengan berat hati kami tolak permintaan Debi. Pengen sih sebenarnya nemenin mereka belanja. Cuma keadaan lagi engga memungkinkan. Ya langsung pulang saja lah !

Kebetulan karena arah pulang kami sejalan sama Yanis, jadi kami (aku sama Gina) iring-iringan di jalan sama Yaniz.

"Langsung pulang kita ini?" tanya Gina.
"Hm,, emangnya ada mau kemana lagi?" tanyaku.
"Minum es kelapa dua ribu yok?" ajak Gina.
"Ayoklah. Ajak Yaniz juga."

FYI, aku sama Gina dan temen2 yang lainnya suka banget hunting tempat makan/minum murah. Es kelapa ini salah satunya! Cuma dengan merogoh kocek dua ribu rupiah, kamu bisa menikmati segelas es kelapa yang nikmat. Apalagi kalau dinikmati di siang hari, saat cuaca sedang panas-panasnya, wah, maknyooss!!

Es kelapa ini sangat sangat murah dibanding es kelapa lain yang di jual di kawasan Banda Aceh dan sekitarnya. Untuk harga standar (seperti yang dijual di pinggiran Lapangan Neusu dan Blang Padang), untuk menikmati segelas es kelapa kamu harus merogoh kocek lima ribu rupiah. Lain lagi kalau di pantai, harganya bisa mencapai RP 8.000/buah !

Awalnya Yaniz setuju mau ikut minum es kelapa dua ribu. Namun kemudian Yaniz berubah pikiran..

"Eh, ke Museum Tsunami yok?" ajak Yaniz.
"Ngapain?"
"Liat-liat aja. Semalam aku liat liputannya di Aceh TV bagus kali. Kalian udah pernah pergi?" tanya Yaniz.
"Belom." jawabku dan Gina.

Kemudian kami memutuskan untuk pergi ke Museum Tsunami. Museum Tsunami ini adalah museum khusus yang didirikan dengan tujuan mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan mengenai gempa dan tsunami beserta alat peraga yang canggih dan menarik, pameran bagaimana keadaan Banda Aceh sebelum dan sesudah tsunami, ada ruang audio visual untuk menonton, bahkan ada ruang nonton 4 Dimensi juga loh! Dengan arsitektur yang sangat sangat luar biasa dan dilengkapi dengan teknologi yang canggih menyebabkan Museum ini tidak hanya menarik perhatian wisatawan lokal, namun juga wisatawan mancanegara.

Sesampai di depan Museum, seorang tukang parkir melambai-lambaikan tangannya kepada kami. Menyuruh kami untuk memarkirkan motor di areanya.

"Dua ribu, dek." kata si abang tukang parkir. "bayar langsung." sambung si abang tadi.

"Loh, kok dua ribu, bang? Bukannya menurut Perda aturannya untuk kendaraan roda dua tarifnya lima ratus perak?" protesku.

Terus Gina sama Yaniz ngasih kode. Yaudah deh, bayar dua ribu aja daripada ribut. Maklum yah, aku orangnya kadang blak-blakan. Ngerasa aneh aja. Ini kan objek wisata, kok parkirnya bisa sampe 4 kali lipat dari aturan yang udah ditetapin sama pemerintah? Padahal kan pemerintah lagi gencar-gencarnya menggalakkan program "Visit Banda Aceh Year 2011."

Sebelum masuk ke dalam museum, pengunjung diwajibkan untuk menitipkan tasnya ke tempat penitipan yang terletak sebelum pintu masuk. Setelah menitipkan tas, baru boleh masuk.

Begitu masuk ke dalam museum, suasananya agak horror. Kita seperti masuk ke dalam lorong gelap berwarna hitam yang di sekitar dindingnya dialiri air, serta ada percikan-percikan air saat kita melewati lorong 'angker' tersebut. Yang terlihat hanya cahaya berwarna jingga yang terdapat di bagian bawah dinding. Bagi yang memiliki fobia kegelapan dan fobia ruangan sempit sangat tidak disarankan untuk lewat jalur ini. :D


tampak luar


 lorong sempit dan remang2


gambar2 keadaan Aceh saat gempa dan tsunami dalam bentuk slide




sumur doa. begitu masuk ke sini terdengar lantunan ayat suci Al-Quran. kalau kita ngelliat ke atas (langit2) ada tulisan ALLAH. disekitar dindingnya ada sebagian kecil nama-nama korban Tsunami.



tampak bawah: jembatan perdamaian dan kolam yang terdapat ikan koi di dalamnya.


tampak atas


miniatur kondisi saat air laut surut, sesaat sebelum tsunami.






bendera dari berbagai negara di belahan bumi yang telah membantu Aceh untuk bangkit.


 Desain ini juga sarat dengan konten lokal. Tarian saman dan persahabatan sebagai cerminan Hablumminannas (konsep hubungan antar manusia dalam Islam) distilasi kedalam pola fasade bangunan.


“lorong Kebingungan” .  Lorong ini mengambarkan suasana masyarakat yang kebingungan ketika musibah tsunami dating. Kebingungan mencari sanak saudara yang hilang dan kebingungan dalam mencari tempat untuk menyelamatkan diri dari musibah.



Diorama yang menggambarkan saat tsunami datang


area pertunjukan




gimana, keren kan?

selama disana kami melihat banyak hal yang berhubungan dengan gempa dan tsunami. kami juga nonton. tapi buka yang 4 dimensi (lagi rusak). cuma nonton biasa tentang bagaimana situasi Aceh saat Tsunami terjadi. kita  mutar2 dari lantai satu sampai lantai tiga. seru! banyak pengetahuan baru yang kami dapatin.

setelah mengunjungi museum tsunami, kami mengunjungi kerkhoff yang letaknya persis di samping museum tsunami. kerkhoff ini merupakan kuburan serdadu belanda yang tewas saat perang Aceh. menurut kabar yang beredar, katanya kurang lebih ada sekitar 2000 serdadu belanda yang dimakamkan disini.

Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban dikedua belah pihak.

Bukti sejarah ini dapat ditemukan di pekuburan Belanda Kerkhoff ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda, dan termasuk di antaranya serdadu Jawa, Batak, Ambon dan beberapa serdadu suku lainnya yang tergabung dalam Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda. yang kuburannya masih dirawat dengan baik. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut.

Kuburan Kerkhoff Banda Aceh adalah kuburan militer Belanda yang terletak di luar negeri Balanda yang terluas di dunia. Dalam sejarah Belanda, Perang Aceh merupakan perang paling pahit yang melebihi pahitnya pengalaman mereka pada saat Perang Napoleon.

Sebaliknya tidak terhitung banyaknya rakyat Aceh yang tewas dalam mempertahankan setiap jengkal tanah airnya. bagi rakyat Aceh, pantang sekali untuk menyerah kepada Belanda yang mereka anggap sebagai "awak kaphe" (orang kafir). rakyat Aceh pada saat itu berani mati untuk melawan belanda. mereka menganggap jika mereka mati dalam memerangi kaum kafir, maka mereka mati syahid dan akan masuk surga. 

perang tidak hanya dilakoni oleh kaum lelaki saja. kaum wanita pun juga ikut berperan, bahkan tak sedikit jumlah dari para wanita Aceh yang menjadi panglima perang, beberapa diantaranya bahkan berasal dari kalangan bangsawan, sebut saja Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Pocut Baren, dll. dari sini saya berpikir, bahkan emansipasi wanita pun sudah lebih dahulu ada di Aceh, jauh sebelum R.A Kartini menggembar-gemborkan mengenai emansipasi wanita. tidak hanya menjadi yang terdepan dalam berperang, wanita Aceh juga mengambil posisi penting dalam pemerintahan kerajaan. sejarah mencatat bahwa kerajaan Aceh telah beberapa kali dipimpin oleh ratu/sultanah, serta banyak wanita2 aceh yang menjabat sebagai anggota parlemen (kayak anggota DPR gitu kali yaaa..)

balik lagi ke masalah perang, di Indonesia, Aceh adalah daerah yang paling sulit ditaklukan oleh Belanda. Belanda membutuhkan waktu 31 tahun untuk dapat menaklukan aceh. berbeda dengan daerah-daerah lain yang hanya dalam kurun waktu sekian tahun sudah dapat ditaklukan. bahkan belanda sampai kehabisan akal bagaimana caranya untuk dapat menaklukan aceh, sehingga belanda mengutus snouck hurgonje yang telah mempelajari Islam hingga ke Arab, berpura2 menjadi muallaf agar dapat mendekati rakyat aceh yang terkenal akan kefanatikannya akan Islam.


selain itu, di Kerkhoff turut dimakamkan pula anak dari Sultan Iskandar Muda, yaitu Amat popok. Sultan Iskandar Muda merupakan raja Aceh yang terkenal sangat tegas. beliaulah yang membawa Aceh menuju puncak kejayaan. beliau sangat taat beragama, menjunjung tinggi hukum syariah. bahkan saat anaknya sendiripun yang melakukan pelanggaran (berzina), beliau tidak segan-segan memenggal kepala anaknya sendiri. padahal konon katanya anaknya ini adalah seorang putera mahkota, yang nantinya akan mengganti posisi sultan dalam memimpin.

kerkhoff ini juga menjadi salah satu objek wisata yang menarik, khususnya bagi wisatawan asal belanda..

gerbang kerkhoff



sebagian kecil nama-nama serdadu belanda yang dimakamkan di kerkhoff


ada beethoven?

 tsunami pada tahun 2004 mengakibatkan hilangnya 50 buah palang salib sebagai tanda makam/kuburan








ada beberapa nama jawa, marga minahasa, marga ambon.
apakah mereka antek-antek belanda dulunya?


 lihat kuburan ini? besar bukan?
nah, lihat kelanjutannya!

kuburan sebesar itu bisa sampai bergeser karena tsunami? 

 awalnya kami bingung, apa arti 'hier rust' ini, kenapa di setiap kuburan ada tulisan hier rust?
kemudian yaniz bilang: "oh mungkin itu sebagai penghormatan dalam bahasa mereka."
kemudian aku mikir, kayaknya pernah denger deh. semacam bahasa jerman yang pernah kupelajari (nb: bahasa jerman, mirip sama bahasa belanda, dan agak2 mirip dikit sama bahasa inggris)

"oh, bukan, yan! hier rust itu dalam bahasa belanda sama kayak 'here rest' dalam bahasa inggris." jawabku.

jadi berdasarkan bahasa diatas, dapat diterjemahkan Hier Rust, Ons geliefde moeder = disini beristirahat , Ibu (eng: mother, ger; mutter, ned: moeder) kita (eng:our, ger:uns, ned:ons) tercinta (eng:beloved, ger:geliebte, ned:geliefde).


emang dasar si gina, pikirannya masih di soal ujian. ngeliat nama kohler (org belanda yang tewas di halaman mesjid raya baiturrahman saat perang), eh dia malah kebacanya kohlbert (orang yang mengemukakan teori moral remaja).. hadeeeuhh :p

abis dari kerkhoff, kita istirahat sejenak. makan mie ayam jamur murah *horeeee* di daerah blower.
biasanya, untuk mie ayam jamur di banda aceh harganya berkisar anatara 8 ribu sampai 10 ribu. tapi ini, harganya CUMA LIMA RIBU! porsinya banyak, ayamnya enak. ditambah sama teh manis dingin, jadi totalnya semua CUMA DELAPAN RIBU! KENYANG! :D

abis dari makan, renacananya mau pulang, eh mampir lagi ke taman putroe phang..



mungkin banyak orang bertanya, apa itu putroe phang? secara bahasa, putroe phang berarti Putri Pahang, atau putri yang berasal dari negeri Pahang.

dulu, ceritanya setelah berhasil menaklukkan negeri pahang, Sultan Iskandar Muda menikahi seorang putri dari negri pahang (yang kemudian dikenal dengan sebutan putroe phang). jadi, saat pindah ke Aceh, sang puteri merasa kesepian dan selalu teringat akan kampung halamannya di Pahang, Malaysia. untuk itu Sultan membuat taman putroe phang sebagai tempat mandi si putri (dulu airnya jernih dan banyak), dan membuat gunongan, yang didesain berbentuk seperti bukit --dengan tangga dibagian dalamnya hingga ke puncak, menyerupai daerah pahang yang berbukit-bukit-- sebagai tempat bermain si puteri agar ia tidak murung lagi.

gunongan

dulu sebelum tsunami, taman putroe phang ini kayak ga keurus. kayu jembatannya lapuk, banyak bolong2nya, sungainya penuh sampah. wah, kayak ga keurus deh! tapi setelah tsunami, udah berubah jadi sangat cantik. di seputaran taman ada wahana bermain untuk anak2, ada beberapa kursi beton dipinggir sungai, ada jalan setapaknya, sudah banyak pohon yang rindang, gapuranya bergaya minimalis. wah pokoknya udah keren banget deh!

tapi tadi sayangnya kami gak sempat datang ke gunongan yang jaraknya hanya berseberangan dengan taman putroe phang.. udah keburu sore soalnya. maybe next time lah mungkin kita akan berwisata sejarah lagi (plus wisata kuliner murah meriah pastinya :p ). Museum Aceh, Gunongan, Rumoh Aceh, dan Rumoh Tjut Njak Dhien, mungkin akan menjadi destinasi kami selanjutnya..

siapa yang mau ikut? :D