Senin, 21 Januari 2013

PEACH WEDDING DRESS

akhir-akhir ini aku suka banget mendesain baju pengantin. kemudian terlintas di dalam benakku, kalo aku nikah nanti, aku pengen acaranya bernuansa peach, atau yang lebih dikenal dengan warna "salem".
selain warna hijau, aku suka warna peach.. menurutku, menggunakan busana warna peach akan membuat kita terlihat spektakuler.. warna peach membuat warna kulit terlihat lebih segar..

peach is a lighter than orange with a hint of pink..

peach is the color of innocent love intermixed with wisdom.. :)

berikut adalah beberapa contoh gaun pengantin yang berwarna peach..










warna peach ini (menurutku) memberikan kesan yang agak2 vintage, dan aku suka itu. peach juga cocok jika digunakan oleh laki-laki.. selain itu warna peach kalo kena cahaya matahari tampak indah sekali:



Akibat Begadang


Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya
Begadang boleh saja, kalau ada perlunya
Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya
Begadang boleh saja, kalau ada perlunya
Kalau terlalu banyak begadang
Muka pucat karena darah berkurang
Kalau sering kena angin malam
Segala penyakit akan mudah datang
Darilah itu sayangi badan
Jangan begadang setiap malam
( Rhoma Irama - Begadang)

ngomongin tentang begadang, lagu begadangnya Bang Rhoma ini ada benernya. beberapa hari ini aku sering sekali begadang. aku tidur jam 2 malam, dan bangun ketika azan subuh, yaitu sekitar jam 5.30 pagi. jadi kira-kira dalam sehari aku tidur selama 3,5 jam dan itu sangat sangat tidak normal. akibatnya, darah rendahku kumat!!
sudah 2 hari ini aku merasa ga enak badan. rasanya kepalaku pusing, penglihatanku kayak berputar-putar, dan tentunya mual karna pusing.. setelah di tensi sama mama ternyata tekanan darahku 100/80. rendah. pantes aja..

darah rendah ini benar-benar menyiksa! aku jadi ga bisa ngapa-ngapain. bawaannya pusing aja. aku jadi kurang produktif, jalan jadi hoyong, makan jadi ga selera, bawaannya mual. pokoknya benar-benar menyiksa!

aku coba googling tentang darah rendah. ternyata salah satu penyebabnya adalah karena begadang. akibatnya denyut jantung melemah, jadinya pasokan oksigen yang dibawa oleh darah ke otak pun berkurang, yang mengakibatkan pusing..

setelah aku tahu, aku coba segala cara.. aku nungging biar darahnya turun ke otak, tapi jadinya makin tambah pusing. sepemahamanku, darah rendah berlawanan dengan darah tinggi. kalo penderita darah tinggi dilarang makan yang asin-asin dan minum kopi!
kalo makan yang asin-asin, aku kurang suka.. maka aku memilih opsi yang kedua, yaitu minum kopi..

sebenarnya aku ga terlalu suka kopi.. paling kuat biasanya ya minum cappuccino. kalo minum kopi akunya sering berdebar-debar, dan itu ga nyaman banget..
jadi demi si jantung ini bisa lebih kuat memompa darah, maka dengan tampang memelas sambil tiduran dan bilang pusing, aku minta adikku farras untuk pergi ke warung beli kopi.. agak jauh sih warungnya, dia pergi naik sepeda.. adikku yang satu ini hatinya baik sekali, dia ga tega liat orang lain menderita.. kemudian aku kasih dia uang 5000 (jujur aku ga tau berapa harga kopi sachet), dan dia segera meluncur ke TKP untuk beli kopi..

aku ga nyangka dia beli kopi sachet banyak bgt.. dia beli 6 sachet kopi "Bongkar" dan 1 sachet kopi "Nes**fe". katanya kopi "Bongkar" itu 1 sachet harganya 1000 perak, dia beli 4, eh rupanya promonya beli 2 gratis 1, berarti beli 4 gratis 2..
sampe rumah langsung deh aku buatin kopi "Bongkar" karena penasaran sama iklannya. aku buat 2 gelas, satu untukku dan satu untuk farras. terus begitu kopinya aku taro ke cangkir, sebelum minum kami bersulang alias toast sambil bilang "BONGKAR!!!!" kemudian ketawa-ketawa terus minum kopi...

aku ga nyangka rupanya kopi bongkar itu ada ampasnya. begitu aku selesai minum, ampasnya tinggal di gigi. si farras ketawain aku, katanya gigiku kayak mak lampir.. asemm dehh.. -____-

dan kemudian mamaku marah-marahin aku karena sering begadang. but mom, you know, seringnya inspirasi itu datangnya tengah malam, dan aku tidak bisa melewatkannya begitu saja.. tapi gapapa deh, aku tau mama marah karena mama perhatian dan sayang sama aku. mama gak mau aku sakit.

but finally, I feel better now. iya, jantungku agak berdebar-debar. tapi positifnya, kepalaku gak pusing lagi. ah, terima kasih caffeine.

and the last, i want to tell you that jangan begadang untuk hal-hal yang gak penting. kapok deh. mulai malam ini aku usahakan untuk tidur lebih cepat, dan istirahat yang cukup, biar bangun pagi juga bisa lebih fresh dan gak pusing-pusing lagi.. see you another time.. ;)

Jumat, 11 Januari 2013

lelah secara fisik, bersemangat secara psikis

Banda Aceh, 11 Januari 2013...

lelah secara fisik, bersemangat secara psikis. itulah yang aku rasakan akhir-akhir ini..

beberapa minggu ini aku merasa seperti dikejar-kejar oleh waktu. banyak sekali yang harus aku lakukan.
aku pergi pagi, pulang sore. ketika sampai ke rumah pun tubuh sudah terasa sangat lelah. ingin rasanya langsung merebahkan tubuh, bercumbu dengan nikmatnya bantal guling dan ranjang yang hangat. tapi apa daya, berbagai tugas harus dikerjakan. Essai tentang penanganan kesehatan jiwa harus segera diselesaikan, serta tulisan-tulisan lain yang menunggu deadline. sementara itu aku harus merevisi proposal skripsiku, mengurusi bisnisku, menapaki impian masa kecilku untuk studi ke jerman dengan belajar bahasa jerman minimal satu jam per hari nya, dan juga mengurusi event 2nd anniversary Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI). untuk event 2nd Anniversary ini aku merasa punya tanggung jawab ekstra, disatu sisi aku adalah koordinator provinsi aceh sekaligus ketua panitia untuk acara ini. acara ini adalah kolaborasi dari 3 universitas di Aceh yang bergabung di ILMPI, yaitu Universitas Syiah Kuala, Universitas Muhammadiyah Aceh, dan Sekolah Tinggi Ilmu Psikologi Harapan Bangsa.

dengan segala kegiatan-kegiatan itu aku terpaksa pergi pagi, pulang sore (atau bahkan ketika maghrib), tidur jam 1 dini hari, dan terbangun pukul 05.30 ketika azan subuh berkumandang dan hanya belajar selama 45 menit untuk UAS. jam 6.15 belajar pun dihentikan dan aku segera mandi dan berkemas untuk segera ke kampus..

pagi-pagi sekali aku sudah tiba di kampus. keterlambatan adalah suatu hal yang aku benci dan aku takutkan, terutama pada saat UAS seperti ini. aku tak mau kehilangan menit-menit waktu mengerjakan soal. bagiku menit-menit itu sangat berharga, terutama untuk mengarang indah ketika soal essai.. :p

setelah ujian pagi ini, aku harus segera menjumpai dosen pembimbingku untuk menyerahkan proposal penelitianku yang sudah aku revisi selama beberapa malam terakhir ini. tak lupa pula ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ku pinjam.

siangnya aku bisa sedikit santai-santai di kos Rena sambil ngobrol-ngobrol dengan teman-teman yang sedang membuat proposal skripsinya yang harus dikumpul siang ini. aku telah menyiapkan proposal itu sejak malam-malam yang lalu, jadi aku bisa tidur-tiduran di kos rena sambil sesekali membantu memberikan saran kepada teman-temanku mengenai proposal skripsinya. proposal skripsi yang ini tidak diberikan kepada dosen pembimbing, tetapi dikumpulkan kepada pengawas ujian sebagai syarat ujian mata kuliah penyusunan proposal skripsi yang kami ambil di semester ini.

setelah menggumpulkan proposal skripsi, aku dan nyanyak bergegas pergi ke YPAB. bunda (pimpinan YPAB Banda Aceh) meminta kami untuk segara ke sana. kata bunda, pimpinan YPAB pusat, yaitu Ibu Sri Sudarsono (adik kandung Pak BJ Habibie) akan datang mengunjungi YPAB hari senin ini bersama donatur dari Kuala Lumpur, untuk itu kami diminta untuk hadir dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore untuk mengajar dan bermain bersama adik-adik di YPAB..

disatu sisi, aku salut loh sama keluarga pak BJ Habibie.. mereka orang kaya, dan punya jiwa sosial yang tinggi. Pak BJ Habibie membuat yayasan yang berfokus kepada anak-anak yatim-piatu, bu Ainun mendirikan yayasan donor kornea mata, abangnya pak BJ Habibie mendirikan yayasan yang fokusnya untuk para manula, sedangkan Ibu Sri Sudarsono mendirikan yayasan yang berfokus pada anak-anak berkebutuhan khusus (penyandang cacat). walaupun aku dan teman-teman belum pernah bertemu langsung dengan Ibu Sri Sudarsono, tapi sedikit banyaknya kami tahu tentang beliau dari Bunda..

Aku, nyanyak, reza, dan bang mulqan datang ke YPAB dan berbincang-bincang dengan Bunda dan seorang guru yang ada di YPAB. kebetulan bunda dan ibu guru tersebut baru selesai pulang dari kantor dinas sosial dan dinas pendidikan untuk presentasi draft program. alhamdulillah mereka disambut dengan baik oleh sang kepala dinas. bagiku ini adalah sebuah angin segar, karena sebelumnya dinas itu cuek-cuek aja, bahkan sama sekali tidak peduli padahal antara pihak sekolah dengan dinas sudah ada MoU yang berjalan selama setahun.

setelah aku melihat draft program yang bunda sampaikan ke dinas-dinas tersebut, menurutku, WOW! ini program gilaaaaaaa... bagus banget.. belum ada sekolah luar biasa di aceh yang mempunyai program se-dahsyat ini!

tak lama setelah berbincang dengan bunda, datang Pak Iwan. Pak Iwan ini adalah seorang guru yang menempuh pendidikan di jalur Pendidikan Luar Biasa yang tersentuh dengan keadaan anak-anak berkebutuhan khusus dan mendedikasikan dirinya untuk mendidik anak-anak di YPAB. lama sekali kami berbincang-bincang dengan Pak Iwan. Pak Iwan menanyakan program kami, dan beliau terlihat sangat sangat senang dan antusias ketika kami memaparkan tentang program kami. pak iwan menanyakan berapa usia kami. kami jawab kami masih 21 tahun (kecuali bang Mulqan yang udah 22 tahun :p ), pak Iwan bilang di usia semuda itu, program yang kami usulkan itu sangat luar biasa! aku bisa melihat campuran antara antusias dan kesenangan yang luar biasa yang tampak pada binar-binar yang ada di matanya.. beliau suka asesmen yang kami lakukan.. bilang program yang kami usulkan itu 90% cocok dengan programnya dengan bunda, padahal antara kami dan pak iwan belum pernah bertemu sebelumnya..

akhirnya diskusi kami akhiri ketika azan maghrib berkumandang. kami pun pulang ke rumah masing-masing..

begitulah kegiatanku sehari-hari.. aku harus minta maaf untuk sms-sms atau bbm yang tak sempat ku respon. kadang aku lupa balas, maaf.. :)

kegiatan seperti ini membuatku sedikit banyaknya mengabaikan urusan hati. ada beberapa pria yang mencoba mendekatiku, tapi ujung-ujungnya kabur karena ketidakpahamannya atas situasiku. aku sering sekali mengabaikan sms-smsnya di siang hari. jujur aku tak sempat untuk bercengkrama lama-lama via sms. aku bisa balas, tapi itu berjam-jam kemudian, yaitu ketika malam. aku kurang suka di sms. jika hanya untuk sekedar menanyakan kabar, memberikan perhatian, atau kangen, telpon saja! 5 menit kurasa cukup, kok.. atau kalo memang misalnya ingin lebih sering bersama, yuk ikutan jadi volunteer di YPAB.. aku pasti akan senang sekali! :D

yes, I'm single. tapi bukan berarti karena single, siapa aja boleh untuk dijadikan kekasih.. sembilan bulan menyandang status 'single' tidak membuatku kehilangan perhatian dan kehangatan. aku tetap mendapatkan perhatian dan kehangatan itu dari teman-teman, keluargaku, serta dari adik-adik di YPAB.. aku bukan tipe yang suka bermain-main dalam urusan hati. untuk urusan yang satu ini, aku mencari yang serius, mau berkomitmen jangka panjang dan sesuai dengan kriteria yang kuinginkan..jika ada yang aku rasa cocok dan menarik, ayo kita jalani dulu (pendekatan). aku bukan tipe yang bisa langsung suka, atau tipe yang suka mengumbar rasa sayang di awal-awal perkenalan. bagiku, perasaan itu bisa ditumbukan seiring perjalanan waktu, yang penting kita jalani dulu, jika merasa sama-sama cocok, silakan dilanjutkan..


kembali ke masalah YPAB..

aku lebih suka bekerja seperti ini, menjadi relawan di sebuah lembaga yang baru berdiri.
menjadi sukarelawan artinya bekerja tanpa beban, tanpa kepentingan, dan tanpa unsur politis tertentu. bekerja menjadi sukarelawan adalah pekerjaan dunia-akhirat.. di satu sisi kita menerapkan konsep habluminannas (hubungan antar-manusia) semasa hidup di dunia, dan kegiatan yang dilakukan juga dapat menjadi amalan jariyah sebagai bekal di akhirat kelak..

jika sebagian orang suka bekerja di lembaga yang sudah punya nama, atau sudah besar, aku lebih suka kerja di lembaga yang baru berdiri seperti YPAB ini..
bagiku, bekerja di sebuah lembaga yang baru berdiri memberikan lebih banyak pelajaran dan pengalaman bagiku..
disitu kita dapat belajar bagaimana cara memulai sebuah lembaga, bagaimana cara menyusun program, mengembangkan lembaga, membesarkan nama lembaga, dan bisa lebih mengeksplor ke-kreatifan kita..

ah, sudah dulu ya.. waktu sudah menunjukkan pukul 22.52 WIB. aku lelah sekali hari ini, tapi aku senang. aku harus segera istirahat. besok pagi aku harus meeting dengan teman-teman dari ILMPI provinsi Aceh..

see you another time.. ;)

Minggu, 06 Januari 2013

Menjadi Ibu Rumah Tangga atau Berkarir?


Menjadi Ibu rumah tangga atau berkarir?

Mungkin pertanyaan ini sering muncul di benak para perempuan yang bekerja setelah berkeluarga, terutama setelah memiliki anak. Sebelum memiliki anak, mungkin pertanyaan di atas dapat dijawab dengan mudah. Akan tetapi setelah buah hati hadir, pertimbangan lain mungkin mulai muncul. Ada yang memilih untuk tetap melanjutkan karir, namun hati dan pikirannya banyak tersita di rumah, terlebih lagi ketika sang buah hati sakit. Sedangkan mereka yang memilih meninggalkan karir dan menjadi ibu rumah tangga demi merawat anak juga merasa kehilangan sesuatu, bukan hanya uang tapi juga kebanggaan diri.

Pilihan antara menjadi perempuan karir atau menjadi ibu rumah tangga selalu menjadi dilema bagi para perempuan yang bekerja. Dalam menjalani kehidupan, setiap orang memiliki prioritas dan pertimbangan yang berbeda-beda. Baik pilihan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga ataupun menjadi perempuan yang berkarir, keduanya memiliki sisi positif dan negatif.

Jika melihat pada beberapa generasi sebelumnya, banyak perempuan yang menjadi ibu rumah tangga dikarenakan kondisi ekonomi dan tingkat pendidikan yang kurang memadai. Kini, zaman sudah berubah. Akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan semakin terbuka lebar. Begitu pula dalam hal  aktualisasi diri dan pengembangan karier, tak ada lagi perbedaan gender yang menjadi masalah.

Sebagian perempuan yang memilih untuk menjadi perempuan karir memiliki berbagai macam alasan. Mulai dari penghasilan suami yang kurang mencukupi kebutuhan rumah tangga, hingga prestasi karir yang begitu cemerlang sehingga sayang untuk ditinggalkan begitu saja. Ketika perempuan memutuskan untuk berkarir dan memiliki penghasilan sendiri, perempuan akan merasa lebih dihargai oleh suaminya, karena bisa membantu menopang pundi-pundi keuangan keluarga. Terlebih lagi di masa krisis yang berpengaruh terhadap keperluan rumah tangga yang sangat banyak, sementara situasi harga barang pun semakin meningkat. Namun sebenarnya sebagian besar perempuan karir memiliki rasa bersalah tersendiri karena sebagian besar waktunya lebih banyak terbuang di luar rumah.

Di satu sisi, menjadi perempuan karir memang membuat seseorang memiliki pergaulan yang luas, banyak komunitas dan juga pengalaman yang kaya. Bagi perempuan yang cenderung suka bersosialisasi, memiliki banyak teman dan prestasi gemilang di dunia kerja tentunya menjadi sesuatu yang memberikan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. Oleh karena itu, belakangan ini tidak sedikit perempuan yang memilih untuk bekerja walaupun gaji suami sebenarnya sudah lebih dari cukup.

Ada pandangan bahwa sesungguhnya tidak ada yang bisa menjamin kehidupan kita selain kita sendiri. Memiliki penghasilan sendiri, berarti ada nilai lebih yang kita miliki. Betapa tidak enaknya, memenuhi kebutuhan hidup dan keinginan dengan meminta uang pada suami. Tangan di atas, lebih baik dari tangan yang di bawah. Begitulah, kemajuan berfikir kebanyakan perempuan saat ini.

Sayangnya pula, fenomena yang marak terjadi saat ini adalah banyak perempuan karir yang giat bekerja untuk membiayai orang lain untuk mengasuh anak mereka. Tak jarang kedekatan antara anak dan pengasuh mengalahkan hubungan kedekatan antara anak dan ibu. Sungguh, harga yang sangat mahal yang harus dibayar untuk sebuah ambisi dalam mengejar kesuksesan karir.

Salahkah menjadi perempuan karir? Tidak, selama para perempuan karir yang telah memiliki anak tidak menyampingkan perannya sebagai seorang ibu. Bagaimanapun anak membutuhkan kehadiran dan perhatian dari ibunya sepanjang waktu. Jika sepanjang hari anak terus berada dalam pengawasan orang lain yang tidak diketahui secara jelas bagaimana wawasan dan keterampilannya dalam mendidik anak, hal ini tentunya akan berakibat fatal bagi pembentukan karakter anak.

Ibu rumah tangga juga merupakan seorang ‘perempuan karir’. Bedanya adalah perempuan karir mendapat gaji setiap bulanan, namun anak terpaksa harus dititipkan. Sedangkan ibu rumah tangga tidak mendapat gaji bulanan, namun akan menuai hasil dari investasi waktu dan tenaga yang telah diluangkan, yaitu mendapatkan kebanggaan dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya ketika anak-anaknya telah menjadi orang yang sukses dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

Menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang gampang dan ringan. Tidak semua perempuan mampu menjalankan peran sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik. Ibu rumah tangga yang baik tahu persis pekerjaan apa saja yang harus dilaksanakannya di rumah, mampu memanfaatkan waktu seoptimal mungkin, menciptakan waktu yang berkualitas bagi semua anggota keluarganya, serta mampu menjadi manager rumah tangga yang baik. Selain itu menjadi ibu rumah tangga juga membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang luas untuk mendidik anak agar menjadi generasi masa depan yang sukses.

Jika berbicara mengenai kualitas hubungan dalam keluarga, menjadi ibu rumah tangga lebih bagus daripada menjadi perempuan karir, karena ibu rumah tangga dapat memberikan seluruh tenaga dan pikirannya bagi keluarganya. Seluruh energi terfokus untuk kemajuan dan peningkatan kualitas keluarganya. Meskipun ada juga perempuan karir yang mampu menyeimbangkan antara keluarga dan karir, namun jumlahnya juga tidak banyak. Kebanyakan perempuan karir yang sukses dalam hal pekerjaan, akan mengorbankan keluarga, ataupun perempuan karir yang terlalu berfokus pada keluarganya, maka pekerjaannya yang akan menjadi korban. Pasti ada salah satu yang harus dikorbankan, entah keluarganya, atau pekerjaannya. Ini memang sebuah dilema. Namun, harus dipahami bahwa kewajiban membangun rumah tangga, bukanlah hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi keluarga.

Bekerja sebagai perempuan karir sebenarnya adalah menjalankan beban ganda. Beban ini bisa mempengaruhi emosional seorang ibu. Secara psikologis, seorang perempuan yang sudah mencurahkan energinya selama berjam-jam di kantor, ketika pulang ke rumah pasti kondisinya sudah sangat lelah. Orang yang sedang dalam kondisi lelah biasanya emosinya tidak stabil dan mudah marah. Padahal seorang suami yang kelelahan setelah seharian mencari nafkah tentunya menginginkan kondisi rumah yang penuh ketenangan dan kedamaian. Maka, perlu kecerdasan dalam membangun kehidupan rumah tangga, bila keduanya sama-sama bekerja.

Menjadi perempuan karir tidak selalu berarti negatif. Jika memang kondisi ekonomi keluarga masih sangat kekurangan, maka perempuan bisa membantu mencari nafkah. Tapi jika pendapatan suami dirasa sudah mencukupi, maka alangkah baiknya jika para perempuan menjadi ibu rumah tangga saja. Atau jika memang ingin membantu menopang perekonomian keluarga sekaligus ingin mengembangkan diri, maka perempuan bisa menjalankan pekerjaan paruh waktu seperti memulai bisnis yang bisa dikerjakan di rumah, seperti bisnis online, memberikan les privat, menjahit, membuat aksesoris, menulis, membuat kue, membuka usaha katering dan lain sebagainya yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan melakukan pekerjaan sampingan yang tidak terlalu menguras waktu, maka keluarga masih dapat diurus dan pendapatan pun bisa diraih. Tak ada istilah bahwa ibu rumah tangga tidak dapat mengaktualisasi diri, semua tergantung dari diri masing-masing.

* dimuat di majalah POTRET Edisi 64 Tahun IX halaman 24-25.