Selasa, 04 September 2012

Si Tukang Tidur yang Telah Tidur Untuk Selamanya

sebuah nama, dengan pertemuan yang singkat, menyisakan berbagai kenangan..

Jika melihat gambar kucing, memori dalam otakku selalu mengingatkan kembali pada Chiko. kucing kesayanganku..

Ya, namanya Chiko. Adikku Farras yang memberi nama tersebut kepada seekor anak kucing lincah nan menggemaskan yang baru saja kami pelihara. Aku gak tau persisnya apakah dia jantan atau betina. tapi menurutku dia betina.. Tubuhnya kecil, mungil, dengan warna mata yang biru ke abu-abuan, bulunya didominasi warna putih namun ada juga warna kuningnya di bagian kepala, leher atas, dan ekor.

awalnya ia adalah kucing di rumah tanteku di kampung yang kebetulan bersebelahan dengan rumah nenek. ibunya bernama Jack. aku gak tau si Jack yang sekarang generasi ke berapa. yang jelas nenek moyang si Jack (yang bernama Jack juga) pertama kali datang ke rumah tante sekitar tahun 1998. awalnya ada seekor kucing liar berwarna campuran hitam, putih, dan kuning yang tiba2 datang ke rumah tante. saat itu neneknya tante merasa iba dengan kucing tersebut lalu memberinya makan dan membersihkan tubuh kucing tersebut. dan ternyata kucing itu memiliki perangai yang baik.. ia tak pernah mencuri ikan, dan ia membunuh tikus-tikus yang ada di rumah tante. tikus-tikus yang mati itu dikumpulkannya, tidak ia makan. namun anehnya, tidak ada bekas luka atau darah sedikitpun pada tubuh tikus-tikus itu.

suatu hari di tahun 1998 (tidak lama setelah kedatangan kucing tersebut), tanteku menonton film TITANIC dan terpesona dengan Leonardo DiCaprio yang berperan sebagai Jack. kemudian kucing tersebut ia namakan Jack.

Jack ini sangat jinak dan penurut. walaupun ia sedang bermain-main di rumah nenekku, tapi ketika tanteku memanggil namanya "Jaaaaaaaaaaackkkk...." ia langsung berlari dan menemui tanteku di rumahnya. selain itu ia tidak pernah mencuri makanan. ia makan ketika diberi makanan..

kemudian Jack tumbuh dengan sangat sehat dan beranak pinak di rumah tante.. sudah tak terhitung lagi berapa banyak anak cucu cicitnya di rumah tante.. semuanya memiliki nama yang sama, yaitu Jack.

kembali lagi ke Chiko.

Induknya Chiko, yaitu si Jack ini sudah sangat sangat jinak. jika melahirkan, ia biasanya menyembunyikan anaknya di rumah nenek dan ia tidak marah jika anaknya kami sentuh. bahkan ketika Chiko kami ambil pun ia ada di sebelah kami dan ia sama sekali tidak marah.

ide untuk memelihara kucing awalnya datang dari mamaku. akhir2 ini rumah kami banyak tikus. tikusnya berasal dari rawa-rawa di sebelah rumah. kebetulan di rumahku ada satu bagian yang memang sengaja dibuat terbuka agar sirkulasi udara lancar dan untuk membuat rumah menjadi lebih terang dan hemat listrik. dan ternyata tikus rawa itu masuk ke rumah kami melewati bagian yang terbuka itu. dan tanpa ada segan dan basa basi tikus-tikus tersebut melewati kami tanpa ada rasa takut. jadi, Chiko kami adopsi supaya tidak ada tikus lagi di rumah kami..

aku yang mengetahui tentang ini rasanya luar biasa senang. aku sejak kecil dulu memang menyukai kucing dan kelinci, tapi mamaku tidak pernah mengizinkanku untuk memelihara binatang sebab katanya binatang-binatang tersebut membawa banyak penyakit. jadi dulu aku suka mengendap-endap ke rumah tetangga untuk bermain-main dengan kucing tetangga. sebelum ada Chiko, binatang yang ada di rumah kami hanya kura-kura dan beberapa jenis ikan. hanya itu.

alasan mama memilih Chiko karena diantara semua anak si Jack, hanya si Chiko ini lah yang paling cantik. selain itu mama memilih anak kucing dengan tujuan agar dapat dilatih dari kecil. kalo yang diambil udah gede takutnya ga bisa diajarin lagi, begitu kata mama.

kehadiran Chiko memberikan keceriaan tersendiri bagi keluarga kami. tingkahnya yang manja dan lucu benar-benar menggemaskan. selain itu ia juga sangat lincah.

biasanya aku yang membuatkannya susu. susunya aku letakkan di dalam piring kecil, piring khusus susunya chiko. dalam sehari aku biasa mengganti susunya sampai 2 kali. aku selalu menungguinya ketika ia minum susu dan sambil membelai-belai tubuhnya.

setelah minum susu, ia biasanya akan memanjat naik ke atas tubuhku yang sedang duduk, lalu ia duduk dengan tenang di atas pahaku, kemudian aku mengusap keningnya dan ia pun tertidur. jika ia dipindahkan ke tempat lain, ia pasti akan terbangun dan memanjat ke pahaku lagi. benar-benar manja dan menggemaskan.



chiko memiliki kamarnya sendiri. jika sudah malam, ia akan masuk ke dalam kamarnya, dan faras membuatkannya kelambu. jika ketika ia bangun dari tidurnya dan ia melihat tidak ada siapa-siapa, maka ia akan mengeong-ngeong dengan keras. biasanya kalau sudah begitu aku akan turun dari kamarku yang terletak di lantai 2 lalu membuatkannya susu. dan ia pun biasanya tertidur lagi di atas pahaku. namun jika ia benar-benar sendiri di rumah, ketika ia mendengar pintu pagar dibuka, ia akan berlari ke arah pintu rumah. dan ketika pintu rumah dibuka, ia menyambut kami dengan suaranya yang menggemaskan, seolah mengatakan "selamat datang kembali" kepada kami..

ia juga suka mendengar kami berbicara. biasanya sebelum tidur aku suka berbincang-bincang  bersama mama dan farras di kamarnya mama. lampu depan TV sudah dimatikan, hanya lampu kamar mama yang masih hidup. jika belum tidur dan mendengarkan suara kami, biasanya ia akan mengeong-ngeong di depan kamar mama. meminta untuk dibukakan pintu.

selain itu ia juga sangat ramah. bila di rumah ada tamu, biasanya ia akan ikut melihat tamu tersebut, mencoba berkenalan dan beramah taman dengan caranya sendiri. benar-benar lucu.

cara untuk menidurkannya juga sangat mudah. belai saja keningnya. aku bahkan hanya menidurkannya dalam posisi menyamping, membelai keningnya sambil mengatakan "Chiko tidur yaa.." maka tak lama kemudian ia akan tidur dengan imutnya. ia sangat suka tidur. bentar aja udah tertidur. hingga mama pun menjulukinya sebagai "si tukang tidur".

tingkahnya yang benar-benar menggemaskan telah sangat banyak memberikan keceriaan bagi kami. kadang kami sampai tertawa terpingkal-pingkal sakit perut karena melihat tingkahnya yang benar-benar lucu. ia adalah pelipur sepi. kami sayang dia. ia adalah bagian dari keluarga kami juga, walaupun baru 10 hari kami memeliharanya.

hal yang menjengkelkan darinya hanya satu: suka buang air sembarangan. padahal udah diajari dimana harus buang air, tapi masih aja sembarangan. dan ternyata masalah buang air ini lah yang membawanya kepada maut..

pagi ini (selasa, 4 sept 2012), ketika aku bangun tidur aku dikejutkan oleh pemberitahuan dari Farras: "kak, Chiko udah mati."

sontak saja aku terkejut, dan bertanya: "kok bisa?"

kemudian mama bercerita, bahwa tadi pagi ketika ia bangun tidur, ia menunjukkan tanda-tanda seperti ingin buang air. karna takut ia akan buang air sembarangan di dalam rumah, maka mama mengeluarkannya lewat pintu samping agar ia buang air di tempat yang telah disediakan oleh mama. tak lama setelah itu mama mendengar suara aneh. ternyata tubuhnya telah berlumuran darah dan tampak ada seekor kucing hitam jelek sebagai pelakunya. mama mengusir kucing itu, sementara Chiko sedang sakratul maut. tubuhnya kejang-kejang dan kemudian ia pergi untuk selamanya.. :(

aku sedih. farras juga sedih. mama juga sedih. mama bilang kami harus belajar ikhlas. mama juga bilang semua ini ada hikmahnya.

farras yang saat itu sedang bersiap untuk pergi sekolah tak dapat menahan harunya. ia menangis. ia bilang ia ingin melihat pemakaman chiko tapi tidak diizinkan oleh mama karena takutnya ia akan terlambat ke sekolah. ia pun menangis lagi.. ia bilang ia tidak mau mengikuti pelajaran agama tambahan yang biasanya rutin diadakan tiap hari selasa. tapi dilarang sama mama. mama bilang ia harus tetap mengikuti pelajaran tambahan tersebut.. memang, farras itu perasaannya halus sekali..

kemudian chiko dikubur oleh Bang Uli di sebelah rumah..

dan aku, hari ini aku kurang bersemangat. biasanya sebelum kuliah aku main-main dulu sama chiko. kini chiko udah ga ada lagi.. aku cuma bisa memandangi fotonya dan video-video yang telah kami buat selama chiko masih ada..

kebetulan hari ini aku pulang sore dan farras juga pulang sore.. sebelum membuka pagar, kami melihat kuburan chiko. tidak ada tandanya, namun hanya tampak ada sebuah gundukan pasir seperti kuburan. aku dan farras jadi sedih. kemudian kami mencari sebuah batu yang ukurannya agak besar yang kemudian kami gunakan sebagai batu nisan atau penanda kuburan Chiko..

ketika kami masuk ke dalam rumah pun rasanya sepi dan sedih. biasanya ketika kami pulang sudah ada chiko yang menyambut kami dari ruang tamu, dan setelah itu pasti kami akan bermain bersama Chiko. tapi kini chiko sudah tidak ada lagi.. huaaaaaaaaaa.... :'(

selamat jalan, Chiko.. kami akan selalu merindukan saat-saat bersamamu..
terimakasih telah memberikan banyak keceriaan bagi keluarga kami, walaupun durasinya sangat singkat..
Sediihhhhhhhhh... pengen nangis lagiii... :'(

WE WILL ALWAYS LOVE YOU, CHIKO... HUAAAAAAAAA... :'((