Rabu, 07 April 2010

pulang ke hatimu

Setelah mendengar lagu yang saya post di blog saya ini, saya mulai berpikir: Mungkinkah hati seperti rumah? yang berarti tempat untuk pulang?


Orang bijak pernah berkata, hati terlalu luas untuk seseorang. Mungkinkah seseorang ini seorang kekasih?? kemudian kenapa terlalu luas, dan kenapa hanya seorang?? Entahlah, mungkin sebaiknya kita biarkan saja menjadi tanya yang menunggu jawab.

Kebanyakan orang pasti akan mencari hubungan, misalnya saya memasukkan sebuah lirik lagu di bagian atas, kemudian akan coba dicari hubungannya pada teks-teks dibawahnya, benar tak??
Sayang sekali, saya termasuk seseorang yang nyaman dengan kemapanan, sehingga pola yang sama itu agaknya juga akan saya tiru.

Dasar sehingga saya harus meniru terutama karena saya suka lagu itu secara lengkap, bukan hanya karena lirik lagunya, namun juga karena musikalitasnya.

Seandainya saya seorang komponis tentu saya tau bagaimana partiture lagu tersebut dan kiranya dapat memberikan comment yang sesuai.
Tidak hanya asal kasih comment : “pitch controlnya kurang tu!!”, atau “Baju kamu bagus tapi pliss dech, saya pikir kamu bisa lebih bagus dari pada yang barusan”.
Semoga saya tidak termasuk orang yang merugi, dengan terjebak pada comment-comment seperti itu (saya ga benci ko dengan hal kayak gini, cuman males aja dengernya..) :)

tiba-tiba jadi inget suatu hal yang menuntun saya kepada alasan kedua mengapa saya menyukai lagu Shera tersebut.

Aha, kiranya lagu tersebut kembali menceritakan tentang pulang.
Betapa perjalanan menumpulkan batin seseorang, betapa langkah kaki bisa menggelayut seperti bayangan yang enggan lepas.
Berat sekali sehingga lelah, penat, bosan dan putus asa, menjadi satu.

Jika menurut lagu yang sedang kamu dengar, kembali solusi dari semua itu adalah pulang. Mungkin ide awalnya sama dengan alasan-alasan yang sama, suasana dan harapan yang sama. Namun kenapa harus ke hati??
Mungkin karena hati terlalu luas untuk seseorang barangkali??
Mungkin juga karena hati adalah rumah terindah bisa juga barangkali??
Atau mungkin kah hanya hati yang bisa memaafkan begitu banyak kesalahan??

Tentu ada syarat tertentu sehingga hati mampu mengelaborasi semua kesalahan, lelah dan penat tadi.
Hanya hatimu yang mampu melakukannya, karena hatimu adalah rumah terindah.
Dan kamu adalah suara yang memanggil di mimpiku, membangunkanku dengan senyum mengembang, dan air mata menggenang.

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar