Tujuan pulang pastilah sebuah tempat bernama RUMAH. Tidak ada tempat yang lebih nyaman dari rumah. Tempat aku bisa menjadi kakak bagi saudara-saudaraku, sekaligus anak bagi orang tuaku.
Tempat yang menerima aku apa adanya.
Tidak perlu mengubah banyak hal sebagai penyesuaian, yang akan membiaskan keaslian sifatku. Ya, cukup menjadi diri sendiri saja dan aku diterima, sesederhana itu. Aku tidak bisa menyebut diriku kakak yang baik, toh pasti kami beradu mulut untuk hal kecil. Aku juga bukan anak yang baik, orangtuaku acapkali berpetuah panjang lebar karena ulahku. Tapi, meski begitu mereka tetap menyambutku hangat ketika aku pulang. Dan aku tak perlu berpura-pura agar diterima.
Dan kini, aku menemukan rumah keduaku. Hatimu. Ya, di hatimu. Hatimu senyaman tempat yang aku sebut rumah itu. Tak perlu banyak penyesuaian dan aku selalu disambut dengan hangat, sehangat sapaan mentari di pagi hari. Meski omelanku sering membuatmu gerah dan meski amarahku pernah membuatmu murka, tapi kau tak pernah bergeming dan tetap ingin menjadi pria terakhir yang berdiri untukku. Di sampingku. Terima kasih untuk itu. :)
Lantas pertanyaannya sekarang, apakah hatiku sudah senyaman rumahmu? Karena sungguh, dari sekian rumah yang pernah aku singgahi, hanya rumahmu lah yang ingin ku tinggali.
:)
mmmm....
BalasHapusrumh adalah surga dunia.. sepakat..??