well, siapa sih yang ga pernah ke warung kopi jaman sekarang ini?
buat yang berdomisili di Banda Aceh, pastilah tau kalo warung kopi aka warkop dewasa ini sudah menjadi tempat nongkrong untuk semua kalangan, tidak hanya untuk kaum lelaki saja, namun banyak juga kaum wanita yang mengunjungi warkop sebagai tempat untuk sekedar melepas penat atau bahkan berkumpul bersama teman-teman...
warkop jaman sekarang tidaklah sama dengan warkop jaman dahulu. kini, menu yang dihidangkan sangat bervariasi, tidak hanya menyajikan kopi, namun juga menyajikan aneka juice, berbagai macam kue, dan lain2. ditambah dengan desain yang menarik (bahkan lebih bagus daripada desain cafe), dan fasilitas wifi, menjadikan masyarakat Aceh betah berlama-lama stay di warung kopi. apalagi jika sedang musim pertandingan bola, biasanya warkop2 di kota Banda Aceh mengadakan acara 'nonton bareng', bisa2 dari abis maghrib sampai pagi pun pengunjung warkop masih tetap ramai.
saya bersama teman2 pernah mengadakan penelitian di salah satu warkop di daerah Setui, Banda Aceh. dari informan (pelayan)kami mendapat informasi bahwa warkop tersebut ramai dikunjungi mulai dari pukul 16.30 hingga dini hari. bahkan jika ada event2 tertentu, warkop tersebut bisa buka selama 24 jam!
pengunjunag warkop pun bervariasi, ada yang bekerja sebagai pegawai kantoran, mahasiswa, pengangguran, dll. dari salah seorang yang kami wawancarai, ia mengatakan bahwa ia hampir setiap hari mengunjungi warung kopi. alasannya adalah karena di Banda Aceh ini tidak ada tempat hiburan atau objek wisata yang dekat dan menarik. selain itu ia juga mengatakan bahwa ia tidak suka pergi ke pantai, selain karena jauh, di pantai pun banyak polisi syariah (WH) yang suka menjaring pasangan muda-mudi yang ada di pantai.
pengunjung yang lain beralasan bahwa ia bersama teman2nya betah berkunjung ke warung kopi karena ada fasilitas wi-fi nya. dengan hanya membawa laptop dan bermodalkan segelas kopi seharga Rp. 5000, ia bisa online sepuasnya.
warkop yang kami kunjungi terbagi atas 3 area, yaitu lantai satu bagian depan, lantai satu bagian belakang, dan lantai dua. berdasarkan hasil pengamatan, lantai satu bagian depan didominasi oleh pengunjung umum, seperti mahasiswa, pegawai kantoran, ibu-ibu, dan juga pasangan muda mudi. sedangkan di lantai satu bagian bawah didominasi oleh pengunjung dewasa, dan di lantai 2 dikunjungi oleh remaja.
dari 3 lokasi yang ada di warkop tersebut, berdasarkan yang kami amati bahwa pengunjung wanita yang tidak mengenakan jilbab banyak terdapat di lantai satu bagian belakang, dan juga di lantai dua. mereka merasa nyaman melanggar syariat islam dengan cara membuka auratnya di warung kopi karena di warung kopi tidak ada WH (polisi syariah).
dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa kerja WH tidaklah menyeluruh. WH hanya mengadakan penjaringan di daerah2 pantai saja, sedangkan tempat2 seperti warung kopi luput dari perhatian. seharusnya para WH juga menyisir semua lokasi, agar penegakan syariat islam di Aceh dapat dijalankan secara kaffah. sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar