Selasa, 26 Juni 2012

Jutaan Maaf Mungkin Tak Pernah Cukup

beberapa hari ini ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku: tentang kita!

ada hal yang masih belum ku mengerti tentang kita yang sekarang..
malam itu aku coba menanyakannya padamu, kau bilang aku hanya membuka kembali luka yang telah kau kubur dalam-dalam. padahal kau telah berusaha untuk berdamai dengan masa lalumu, masa lalu kita yang sama sekali tak indah untuk diceritakan...

sore itu kita menyepakati untuk bertemu. di cafe itu. hanya kau dan aku.
sambil menangis kau katakan kembali bahwa aku hanya membuka kembali luka yang telah kau coba untuk kau kubur dalam-dalam. dan ketika itu diungkit kembali, sakit sekali rasanya. kau ceritakan begitu banyak kekurangajaran ku, kejahatanku, perlakuan burukku terhadapmu hingga kau tak bisa melampiaskan emosimu. kau pun menangis.

aku pun sadar. keberadaanku selama ini hanya beban untukmu, hanya bisa membuatmu sedih dan terluka.
jangankan untuk memberi sesendok kebahagiaan, untuk memberikan setetes kebahagiaan pun aku tak sanggup, hingga kau berkata bahwa kau tak tahu bahagia itu seperti apa.

aku tahu, mungkin tidak ada lelaki lain yang mampu memperlakukanku sepertimu. kau begitu baik, begitu sabar menghadapi keanehan serta kelabilanku. kemudian apa balasanku padamu? hanya menggoreskan luka dalam hatimu. aku mungkin tipe wanita yang memiliki begitu banyak ketidakmampuan dan keterbatasan dalam diriku sehingga menjadikanku selalu absen saat kau sedang susah. hingga kau berkata bahwa kini tak ada lagi wanita di dunia ini yang kau percayai selain ibumu.

luka yang ada dalam hatimu mungkin ibarat kayu yang ditancapkan paku. walaupun kemudian paku itu dicabut kembali, namun tetap meninggalkan bekas pada kayu tersebut. walaupun berjuta maaf yang selalu kumohonkan padamu, dan walaupun kau bilang stok maafmu padaku akan selalu ada dan tak pernah habis, namun tetap tidak bisa menghilangkan bekas itu, kan? bekas itu akan selalu ada dan akan selalu membuatmu sedih, kesal, dan marah saat bekas itu dimunculkan kembali.

mungkin keputusan yang kita buat malam itu sudah tepat. aku dengan segala kelabilanku berpikir bahwa mungkin keberadaanku yang tidak pantas ini hanya bisa membuatmu terbebani, tidak bahagia, dan menyusahkanmu. dan aku merasa bahwa aku bukanlah jawaban atas kebahagiaan yang kau cari selama ini. aku mempersilahkan kau keluar dari sangkar yang selama ini menjadi penghambatmu, terbang mencari kebahagiaan yang lain walaupun sebenarnya rasa ini masih sebesar yang dulu.

selama 3 tahun kita bersama, ketika cerita ini kita ungkit lagi, ternyata kita berdua menangis. kau menangis karena luka hatimu yang kuungkit kembali, dan aku tidak peduli banyaknya manusia yang ada di hadapannku saat itu. ketika ingin menangis, aku mengangis. menangisi segala sikap burukku padamu dan menyadari betapa bodohnya aku. kemudian aku sadar bahwa kisah ini bukanlah kisah cinta yang kamu inginkan selama ini. maaf......

mungkin kau tidak nyaman dengan duniaku. bagimu duniaku hanya penuh dengan penghakiman sehingga kau merasa tidak nyaman karena dihakimi. kau menganggap bahwa duniaku tak menyukaimu. padahal semuanya tidak seperti yang kau pikirkan..

apapun itu aku hanya mengharapkan kebahagiaan bagimu. yang penting kamu bahagia. walaupun bahagiamu bukanlah bersamaku... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar