aku tahu.. seandainya aku menjerit, berteriak pada langit sampai suaraku habis pun, langit tak kan mendengar, Tuhan tak kan mengembalikan waktu, Tuhan tak kan mengembalikan Ayahku..
***
kali ini aku menulis tentang Ayah lagi..
Jika aku rindu Ayah, aku akan menulis di sini..
Ayah..
di kampung kita lagi musim durian, musim rambutan..
aku tahu Ayah suka sekali durian dan rambutan..
sudahkah Ayah menyicipi durian dari kebun kakek? atau rambutan dari rumah ibu?
enak sekali, yah..
enak sekali, yah..
ayah..
maaf tadi malam aku membuka Black Berrymu.
sebelumnya, saat Ayah masih ada di sini, aku tak pernah berani menyentuh barang pribadi Ayah.
kali ini, saat Ayah telah ada di sana pun, rasanya canggung sekali saat menggenggam dan menekan BB Ayah..
ayah..
semalam di BB mu aku lihat ada email masuk dari sebuah Bank. aku bilang ke mama, setelah ku telepon pihak bank, Alhamdulillah tak ada masalah, tak ada yang harus di bayar. Bahkan Bank tersebut yang harus bayar ke kami. Sisa uangmu, tabunganmu, akan kami gunakan untuk bertahan hidup..
ayah..
melihat setiap sudut rumah, mengingatkan ku padamu..
rumah yang kau bangun dengan keringat, usaha dan doa..
sedih rasanya kalau harus di tinggalkan..
ayah, terasa sekali kehilanganmu..
menyadari bahwa hidup kami telah berubah sejak detik pertama kau dipanggil Allah..
Ayah yang dulu dihormati, disegani, dijadikan teladan, kini hanya tinggal nama dan kenangan..
dan kami yang Ayah tinggalkan harus tetap melanjutkan hidup tanpa Ayah..
mencoba beradaptasi dengan segala perubahan hidup..
ayah, aku merasa sebagai anak aku belum cukup berbakti..
banyak hal yang telah aku lakukan yang sangat mungkin pernah membuat Ayah tersakiti..
banyak sekali kekhilafanku pada Ayah..
ku mohon Ayah maafkan..
ayah, sebagai yang tertua aku ingin menjadi sepertimu..
membiayai adik-adik hingga menyelesaikan perguruan tinggi,
membimbing adik-adik hingga menjadi orang yang sukses,
seperti yang Ayah lakukan kepada adik-adik Ayah ketika kakek dan nenek sudah tiada lagi..
ayah, semua yang telah kami nikmati selama ini merupakan hasil dari semangatmu, perjuanganmu, belas kasihmu, kebaikanmu, kedermawananmu, dan ketulusan hatimu..
tak mampu kami membalas, biar Tuhan yang membalas semuanya..
yang dapat kami lakukan hanyalah berdoa..
semoga Tuhan menyejukkanmu dengan air surga, menyamankanmu di sana..
with love,
Silfana :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar