Rabu, 24 November 2010

Berkat Facebook yang telah mempersatukan kita.. :)

"Facebook helps you connect and share with the people in your life.."

motto facebook diatas, yg sering kita lihat saat ingin login atau ingin membuat account baru memang ada benarnya. kali ini saya mau menceritakan tentang betapa hebatnya sebuah FACEBOOK dalam mempersatukan orang-orang dari berbagai belahan dunia. saya mengakui itu. saya telah membuktikannya.

siang ini, ketika saya membuka account facebook saya, tiba2 ada sebuah tanda merah berbentuk angka diatas icon notification saya. notification baru, pikir saya. setelah saya lihat ternyata ada seseorang yg sudah meng-confirm friend request saya. seorang teman lama. saya senang. ya, saya senang. bukan karena saya sudah lama request tapi baru sekarang di confirm, bukan itu. saya senang pada akhirnya saya dipertemukan lagi dengannya walaupun lewat media facebook. dan juga senang karena saya membiarkan ia tahu bahwa saya masih mengingatnya sampai saat ini. utuh. tak ada yg lekang walau telah terpisah selama 12 tahun. haha..

begitu saya lihat dia yg meng-confirm friend request saya, langsung saya klik di profile nya, mengetik sesuatu di wall nya dan kemudian mem-post di wallnya. tak lama kemudian dia membalas di wall postnya. 'oh, ternyata dia sedang online juga,' pikirku.

begini lah kira2 isi wall kami:

kak oniii..
makasii yaa udah di confirm... :D
48 minutes ago ·  ·  · See Friendship

sedikit cerita, kak oni ini adalah sahabat saya sewaktu saya masih tinggal di Ambon dulu. usia kita beda setahun. dia berasal dari medan, sementara saya dari aceh. kami berdua  dipertemukan di Ambon karena pekerjaan orang tua yang mengharuskan kami pindah ke Ambon. papa saya satu kantor dengan papanya kak oni.

hubungan kami cukup akrab. saya kenal dengan keluarganya, begitu juga dia. rumah kami memang agak jauh. tapi tiap hari sabtu atau hari minggu sore saya selalu main ke rumahnya. soalnya kalo papa mau main tennis, pasti ngelewatin rumah kak oni. selain itu papa saya sama papanya kak oni memang sama-sama suka main tennis.

tapi konflik di Ambon mengharuskan kami untuk berpisah. saat itu saya kelas 2 SD, dan kak Oni kelas 3 SD. awalnya keluarga kami yang berangkat duluan naik kapal. kami diantar ke pelabuhan oleh keluarga kak oni. mamanya kak oni sungguh baik. beliau memberikan saya sebuah kotak yg berisikan berbagai macam roti, kue, dan biskuit. "untuk di kapal nanti," kata beliau. sungguh, saya tidak bisa melupakan kebaikan hati keluarga mereka.. :)

setelah menunggu lama, akhirnya kami tidak jadi berangkat. padahal saat itu hari sudah maghrib, dan tidak lama lagi kapalnya akan berangkat. kami memang sudah berada di pinggir tangga, sedikit lagi bisa naik ke tangga. saya berada di bawah pegangan tangga kapal sebelah kiri. di sebelah saya ada seorang bapak-bapak yang sungguh tidak sabaran. beliau mengambil jalan pintas, tidak naik dari anak tangga, tapi bergelantungan dari pegangan tangga hingga ke atas sementara ia bergelantungan, tas nya yang sangat besar itu ada di atas kepala saya. tepat di atas kepala saya. saya menangis sejadi-jadinya. kepala saya sakit bukan main. akhirnya kami menepi, keluar dari kerumunan manusia yang sanagat tidak sabar ingin naik ke tangga.

akhirnya orang tua saya memutuskan untuk tidak jadi berangkat pada hari itu. keberangkatan kami diundur. lagipula kalaupun jadi berangkat, kami harus tidur di pinggir-pinggir lorong di dalam kapal. sangat menyedihkan memang. tapi memang begitu lah keadaan yang harus kami jalani selama satu minggu perjalanan jika pada saat itu kami jadi berangkat. soalnya, pada saat itu tiket kapal sudah penuh, konflik semakin memanas, dan orang-orang bergesa-gesa untuk menyelamatkan diri. keluar dari ambon.

setelah kejadian itu, kami bertahan selama beberapa hari (atau bahkan beberapa minggu?) di Ambon, di rumah kami, seperti biasa. setiap hari tiket penuh, tiket penuh, tiket penuh. hingga pada akhirnya ada tiket untuk berangkat, dengan kelas yg lebih baik tentunya. dengan tempat tidur yg berkasur, bukan tempat tidur di lorong-lorong kapal.

yang membuat saya senang pada saat itu adalah: kami eksodus dari Ambon dengan menggunakan kapal laut yang sama dengan keluarga kak Oni.. yeiiyy!!! horeee.. !!

naik kapal laut ternyata nyaman juga. kami bisa main-main di pantry kapal yang kebetulan tidak jauh dari tempat tidur kami sambil makan pop mie, karena tidak ada makanan lain. keluarga kak oni turun di Jakarta, sementara keluarga saya turun di Sibolga, dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju kampung orang tua saya di Manggeng, Aceh Barat Daya (dulu Aceh Selatan) dengan menggunakan mobil penumpang.

saya masih sangat ingat sekali, dulu waktu harus berpisah dengan kak oni saya sangat sedih. apalagi saat melihat tubuh keluarga mereka harus menghilang di balik pintu. saya sedih, saya menangis sejadi-jadinya, gak mau berhenti.

tapi untung pada saat itu kapal transitnya agak lama di jakarta. kemudian untuk meredakan kesedihan saya, papa mengajak saya dan adik saya untuk jalan-jalan sebentar ke jakarta, sementara mama saya tinggal di kapal. di jakarta kami makan dunkin donat (saya sangat suka donat2 di dunkin donat! ), kemudian papa membelikan saya baju jumpsuit. saya senang memang, tapi tetap, saya harapan untuk bertemu dengan keluarga mereka lagi. walaupun tidak mungkin.

dan kemudian saya melanjutkan hidup saya di Aceh, sementara kak Oni, saya gak tau dia dimana, di jakarta mungkin. pernah saya tanya alamat mereka ke papa, dan dapat. kemudian saya mulai menulis surat kepada kak Oni, berharap dari hari ke hari, menunggu balasan, dan setiap ada pak pos yang lewat depan rumah saya jadi berharap semoga pak pos itu berhenti di depan rumah. tapi ternyata tidak ada satupun balasannya.

hingga suatu hari, sebelum saya tidur, papa memanggil saya ke kamar. ternyata di kamar papa sedang berbicara dengan papanya kak Oni. kemudian saya ditanya: "silfa mau ngomong sama kak Oni?" saya langsung mengangguk. iya.

kemudian saya berbicara dengan kak Oni. ternyata logat nya sudah berbeda. bukan logat ambon lagi. hihihii.. ngobrolnya tidak lama, soalnya pada saat itu tarif nelfon pakai telepon rumah memang mahal. apalagi kalau nelfonnya malam. jadi pada saat itu saya cuma menanyakan kabarnya, sehat apa tidak, dan menanyakan sekarang sudah kelas berapa. kemudian papa bilang: "udah, jangan lama-lama nelfonnya, kak Oni mau tidur." kemudian saya pun berpamitan dengan kak Oni dan mengatakan: "besok kita sambung lagi yaa.."

walaupun ngomongnya cuma sebentar, tapi saya senang. seolah kerinduan yang selama ini menumpuk jadi terbalaskan. sebelum saya tidur, sambil berbaring, saya membayangkan kira-kira sekarang kak Oni sudah sebesar apa, tingginya sudah semana, dan wajahnya seperti apa..  dan kemudian saya pun tertidur.

kini, sudah sekitar 12 tahun tidak bertemu. beberapa bulan yang lalu tiba-tiba saya keinget sama dia. saya coba inget-inget lagi siapa nama lengkapnya. dan ternyata saya masih ingat. hehe.. ingatan saya memang sangat baik..

kemudian saya add dia di facebook. saya lihat foto-fotonya, ternyata wajahnya masih mirip sama wajahnya yang dulu. hanya saja sekarang sudah makin cantik..^^ hehe.. beberapa bulan kemudian, alias hari ini, fb saya baru di confirm.. hehehe.. saya senang.. :))

terima kasih.. berkat facebook saya bisa ketemu sama teman-teman saya yang dulu.. ^^

Photobucket

Tidak ada komentar:

Posting Komentar